Mosaik berasal dari Yunani kuno. Arti asli dari mozaik adalah detail dekorasi yang dibuat dengan metode mozaik. Masyarakat yang dahulu tinggal di gua menggunakan berbagai kelereng untuk meletakkan tanah agar lantai lebih tahan lama. Mosaik paling awal dikembangkan atas dasar ini.
Mosaik adalah seni tatahan paling awal, suatu seni yang diekspresikan melalui pola lukisan batu-batu kecil, kerang, keramik, kaca, dan sisipan berwarna lainnya yang diaplikasikan pada dinding atau lantai.
Mosaik telah menjadi bahan dekoratif. Mosaik paling awal yang ditemukan untuk digunakan dalam dekorasi arsitektur adalah dinding candi bangsa Sumeria. Terdapat pola hias mosaik pada dinding candi dataran Mesopotamia di seberang Mesopotamia Eropa Mesopotamia. Mosaik Anjing Matahari Si Cantik adalah salah satu mosaik paling awal yang diketahui. Penemuan arkeologi terbanyak terjadi pada zaman Yunani kuno. Batu paving mosaik marmer dari Yunani kuno banyak digunakan. Pada masa itu, bentuk yang paling umum digunakan adalah paving mozaik yang terbuat dari warna hitam putih, dan hanya digunakan oleh penguasa yang berwibawa dan orang kaya. Penggunaan mosaik untuk dekorasi merupakan seni mewah pada masa itu.
Ketika berkembang hingga periode akhir Yunani kuno, beberapa pengrajin dan seniman terampil mulai menggunakan potongan kerikil yang lebih kecil dan memotongnya dengan tangan untuk memperkaya karya dekorasi arsitektural mereka guna membuat pola mosaik lebih beragam. Potongan-potongan batu kecil tersebut dipadukan dan dipadukan menjadi satu kesatuan karya mosaik yang diaspal pada dinding, lantai, dan kolom bangunan. Ekspresi artistiknya yang primitif dan kasar merupakan kekayaan sejarah dan budaya mosaik yang berharga.
Pada zaman Romawi kuno, mosaik telah menjadi sangat umum, dan dinding serta lantai, kolom, meja, dan perabotan rumah biasa serta bangunan umum semuanya dihiasi dengan mosaik.
Pada masa Renaisans Eropa, penerapan metode perspektif oleh pelukis menekankan pada struktur spasial, yang membentuk terobosan pada bidang lukisan, dan mengejar pengertian tiga dimensi pada bidang tersebut. Saat ini, bahan mosaik seperti mosaik itu sendiri belum cocok untuk pertunjukan tiga dimensi tersebut. Mosaik sebagai seni lukis harus berjalan Realisme tidaklah mudah. Bentuk mosaik yang unik, dramatis dan kaku membuat para seniman yang berkecimpung dalam penciptaan mosaik melupakan fungsinya dan sangat terkekang oleh mosaik.
Sementara seni mosaik mengalami kemunduran selama Renaisans karena munculnya ekspresi artistik lainnya, pada peradaban Inca, Maya, dan Aztec di Belahan Barat, teknik campuran mosaik dan tatahan dikembangkan untuk menghiasi ornamen dan ornamen kecil. Artefak seperti tanah emas dan pirus, garnet, dan obsidian digunakan untuk membuat figur manusia dan geometris yang kompleks serta ekspresi artistik lainnya, sedangkan Diotivakan menggunakan dekorasi pirus, kerang, atau obsidian untuk membuat topeng, seni mosaik dapat dilanjutkan.
Karena kemajuan produktivitas, peningkatan berkelanjutan dalam teknologi produksi, dan produksi serta penerapan bahan dekoratif yang berkelanjutan, mosaik dengan cepat menerobos berbagai bahan yang digunakan dalam mosaik tradisional. Dari marmer tradisional, kerikil, ubin kaca, tembikar, porselen, dan enamel, hingga bahan apa pun yang dapat Anda gunakan dalam hidup Anda seperti kancing, peralatan makan, atau alat tulis. Di era teknologi industri tinggi saat ini, lapisan seperti kaca yang terbuat dari emas dan perak juga dapat diproduksi secara massal.
Waktu posting: 13 Des-2022